Kendala dalam beternak kelinci yaitu penyakit, salah satu diantaranya yaitu koksidiosis yang mortalitasnya cukup tinggi 15-35% terutama 28 hari pasca lepas sapih (LICOIS et al., 2000);
(ISKANDAR, 1991).
Pada kelinci terdapat dua bentuk
koksidiosis yaitu bentuk hati disebabkan oleh Eimeria stidae dan koksidiosis usus yang disebabkan oleh beberapa jenis Eimeria antara lain E. magna, E, perforans, E. media, E. irresidua, E. piriformis, E. coecicola, E. intestinalis, E. matsubayashii, E. elongata, danE. nagpurensis (MADSEN, 1986; PEETER et al.,
1988).
Penyebaran koksidiosis hampir di seluruh dunia (FLYNN, 1973) penyakit ini bersifat patogen dan menyebabkan kematian. Di Brasil 48% kelinci mati di peternakan Pelotas (VARGA, 1982).
Mortalitas anak kelinci sampai umur sapih cukup tinggi 25% (SCHOLAUT, 1985); 14-27%
(SARTIKA et al., 1995); 26-59% (RAHARJO et
al., 1993); 37% (MUSONGONG dan PAKAE,
1999); dan 39-68% (ISKANDAR 2001). Salah
satu yang menyebabkan kematian yaitu
koksidiosis.
Mortalitas koksidiosis pada berbagai jenis hewan berkisar dari 5-100%, tetapi dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang berupa penurunan berat badan, penurunan efisiensi makanan dan menghambat pertambahan berat badan.
Bertitik tolak dari hal di atas maka kelinci
mempunyai peranan penting yaitu usaha menuju swasembada protein, meningkatkan gizi dan sumber penghasilan masyarakat pedesaan. Disamping peranan tersebut ada peranan lain yaitu dalam ilmu pengetahuan dapat digunakan sebagai hewan percobaan yang cukup baik dalam bidang penelitian
seperti serum kelinci normal untuk media Leptospira, tes antibodi Pasteurella dan Salmonella. Oleh sebab itu kelinci perlu diperhatikan akan kesehatannya dan
penanggulangannya jika kena penyakit terutama koksidiosis.
Daftar koksidiostat golongan sulfonamide
pada koksidiosis kelinci
Nama koksidiostat dan dosis
pemakaian
Rujukan :
Sulfaquinoxaline
0,025% dalam pakan selama
20 hari
0,025-0,10 dalam air minum
sebagai kontrol
SIEGMUND (1979)
SIEGMUND (1979)
Sulfamerazine
0,5-1% dalam pakan
0,02-0,10% dalam air minum
FLYNN (1973)
SMYTH (1973)
Sulfamethazine
0,5-1,0% dalam pakan
0,05-1,0% dalam pakan
(kontrol)
SIEGMUND, 1979
HARKNESS et al.
(1983)
Succinylsulfathiazole
0,5% air minum selama wabah
0,5%-1,0 dalam pakan
SIEGMUND (1979)
FLYNN, 1973
Sulfadimidine
0,2% dalam air minum selama
24 hari
0,5-1% dalam pakan selama 14
hari
OSTLER (1961)
OSTLER (1961)
Sulfamonomethoxaline
15 mg/kg pakan selama 6 hari
ABRAMOVA et al.
(1983)
Sulfadiazine
20% larutan 0,1 g/kg bb Sub-
cutan
FLYNN (1973)
Sulfaquanidine
0,5 mg/kg pakan sebagai terapi
OSTLER (1961)
Sulfadimethoxine
75 mg/kg pakan selama 7 hari
HARKNESS et al.
(1983)
Sulfonamid
0,5-1% dalam pakan, 7 hari
OSTLER (1961)